Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku
KEBUDAYAAN DAN PERILAKU
ILMU BUDAYA DASAR
Disusun oleh :
Elisabeth Theophany Christiane – 12315175
1TA02
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan segala Rahmat Nya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar, yang membahas
mengenai “HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN PERILAKU”
Pada
pembuatan makalah ini menyajikan teori – teori yang berkaitan dengan Kebudayaan.
Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit
termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan
karya seni. Bahasa, sebagai-mana juga budaya
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Dalam mengerjakan tugas ini penulis merasa banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun penyusunan makalah. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, Khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang di
harapkan dapat tercapai. Aamiin.
Depok, Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar Belakang ....................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
BAB II ISI ..................................................................................................................... 4
A. Pengertian
Budaya dan Kebudayaan........................................................ 4
B. Pengaruh
Kebudayaan Terhadap Perilaku................................................ 6
C. Dampak
Kebudayaan Terhadap Perilaku.................................................. 9
BAB
III PENUTUP
............................................................................................... 11
A.
Kesimpulan
...................................................................................... 11
B.
Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki kebudayaan yang
beragam, beragam adat istiadat, beragam bahasa, beragam pakaian adat bahkan
beragam makanan yang di konsumsi setiap adat. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak
hanya kebudayaan yang beragam, perilaku setiap Indivu juga beragam seperti yang
kita tahu, perilaku merupakan semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung sepeti gaya bahasa yang digunakan, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang mempengaruhi kebudayaan terhadap perilaku individu?
2. Apa
dampak pengaruh positif dan negative dari kebudayaan terhadap perilaku
individu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui apa saja yang mempengaruhi kebudayaan terhadap perilaku individu
2. Untuk
mengetahui dampak pengaruh positif dan negative dari kebudayaan terhadap
perilaku individu
BAB II
ISI
A. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif.
Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke
generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk sistem agama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan
karya seni. Bahasa, sebagai-mana juga budaya
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Beberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya yang mana budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa
tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang
layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Karakteristik Kebudayaan adalah
sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat berubah, itu terjadi
‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antar manusia dalam bentuk komunikasi antar pribadi maupun
antar kelompok budaya
yang terus menerus. Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall,
budaya adalah komunikasi,
komunikasi
adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari
seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk mendapatkannya
dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain. Edward T. Hall
menegaskan bahwa hanya manusialah yang memiliki kebudayaan, sedangakan binatang tidak. Karaktersitik
dari kebudayaan membentuk perilaku – perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep
subkultur. Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah
komunitas dalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi
mempunyai kebudayaan khusus, apakah itu
dari segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.
Berdasarkan
penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua,
yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
1. Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini
letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi
budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya
sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran
yang telah menjadi kesepakatan.
2. Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret
berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat
yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat
menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:
· Perilaku
: Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu.
Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku
(pattern of behavior) masyarakatnya.
· Bahasa
: Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara
(vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah
satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke
tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai
alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi
budaya tidak akan ada.
· Materi
: Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk
materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata,
alat produksi, dan alat transportasi.
B. Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap
stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku
tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Perilaku
terbuka (overt behavior)
Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku
ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor
predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor
pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku,
kebijakan dan lain – lain.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu
dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku
seseorang.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan
terhadap perilaku , sebaiknya
dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi perilaku.
Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk perilaku
yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian atau perilaku yang saling
berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat
tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan
kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar
mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di
Lampung.
2. Cara hidup di
kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life).
Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang
dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang
dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak
mempunyai sikap menilai (sense of value).
3. Kebudayaan
khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial
karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan
khusus atas dasar agama.
Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Bahkan adanya berbagai ajaran di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada
kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
C. Dampak Kebudayaan Terhadap Perilaku
Dampak kebudayaan terhadap perilaku
di bagi menjadi dua, ada yang berdampak positif ada juga yang berdampak
negative.
1. Dampak
positif kebudayaan terhadap perilaku :
1) Tertanamnya
sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda
2) Keanekaragaman
budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional
3) Promotes
nilai-nilai kemanusiaan, Ketika suatu organisasi memiliki sekelompok karyawan
milik beragam budaya, hal ini menunjukkan bahwa organisasi mengakui dan merayakan
dan memperingati keragaman yang ada pada orang dari latar belakang yang
berbeda. Ini membuat orang-orang organisasi berpikir bahwa nilai mereka
dan kontribusi layak sedang direalisasikan oleh organisasi dan manajemen.
4) Improves
produktivitas dan profitabilitas, Terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan,
keragaman budaya juga membawa beberapa manfaat nyata kepada bisnis di seluruh
dunia. Persuasi aktif keragaman di tempat kerja langsung dampak
produktivitas dan profitabilitas organisasi serta karyawan. Ada peningkatan
produktivitas pekerjadan profitabilitas bagi organisasi.
5) Exchange
ide-ide inovatif, Ketika sebuah organisasi terdiri dari orang dengan berbagai
latar belakang, budaya dan pengalaman, ide-ide kreatif dan inovatif baru
menopang dalam pikiran orang yang berbeda. Ituwajar bahwa orang-orang dengan
berbagai pengalaman dan perspektif dalam hidup akan mampumenghasilkan ide-ide
unik dan solusi untuk masalah. Ini adalah nilai besar untuk keduaorganisasi dan
karyawan. Pertukaran dinamis seperti yang terjadi antara orang yang memiliki
persepsi yang berbeda menghasilkan hasil yang kreatif. Situasi seperti ini
pernah dibuat dalamkelompok orang yang berpikir sama dan milik budaya serupa.
2. Dampak
negatif kebudayaan terhadap perilaku :
1) Adanya
pontensi konflik antarsuku dan hambatan pergaulan antarsuku karena perbedaan
bahasa dan budaya
2) Kecurigaan
antar suku
3) Multikulturalisme,
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya
(multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai,
sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. Didalam
multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan,
multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam
kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada
budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi
terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih
perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan
dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun
pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa
akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berikut
merupakan hal – hal yang mempengaruhi kebudayaan terhadap perilaku individu :
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar factor kedaerahan
2. Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda
3. Kebudayaan khusus kelas sosial
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
2. Terdapat
dampak positif dan negatif dari kebudayaan terhadap perilaku .
1) Dampak
positif kebudayaan terhadap perilaku :
· Tertanamnya sikap untuk saling
menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda
· Keanekaragaman budaya daerah dapat
membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional
2) Dampak
negatif kebudayaan terhadap perilaku :
· Adanya pontensi konflik antarsuku dan
hambatan pergaulan antarsuku karena perbedaan bahasa dan budaya
·
Kecurigaan antar suku
B. Saran
1.
Untuk pembaca
Bhinneka Tunggal
Ika, semboyan rakyat Indonesia yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Sama
halnya dengan kebudayaan di Indonesia yang beraneka ragam, yang harus kita
tanggapi atau sikapi dengan lapang dada tanpa melihat perbedaan ataupun
kekurangan dari kebudayaan-kebudayaan tersebut.
2.
Untuk penulis
selanjutnya
Penulis
sebaiknya lebih mengembangkan materi ini dan menganalisa perbedaan setiap
kebudayaan yang menurut saya sangat mempengaruhi perilaku-perilaku masyarakat
Indonesia sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar