Harapan Yang Tidak Pernah Tidur









HARAPAN YANG TIDAK PERNAH TIDUR

 
Elisabeth Theophanny Christiane
12315175

UNIVERSITAS GUNADARMA 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan; “Orang bodoh hidup untuk makan, namun orang bijak makan untuk hidup.” Lantas apakah tujuan hidup orang bijak, apakah hanya untuk bertahan hidup. Padahal kehidupan bukanlah akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan hidup ini. Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar; Darimana, kemana, dan mengapa. Artinya, saya darimana, akan kemana, lantas mengapa saya ada disini.
Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu, mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan.
Jika sekarang diibaratkan kita sedang berjalan di tengah hutan belantara yang gelap gulita, maka tujuan hidup kita bagai lentera yang sinarnya berkilau dari kejauhan. Dengan susah payah kita akan menuju lentera itu karena hanya itu yang kita lihat. Kita tidak peduli dengan apa yang menghadang di depan kita. Ada kalanya kaki kita tertusuk duri atau tersandung batu, namun kita terus melangkah. Ada kalanya kita terperosok ke dalam jurang, namun kita akan naik lagi dan terus melangkah. Ada kalanya tiba-tiba tembok yang tinggi menjulang berdiri kokoh di hadapan, namun kita akan tetap memanjat dan melewatinya. Setelah melihat sinar lentera itu, kita terus menuju ke arahnya.
Dengan perjuangan yang panjang, akhirnya kita dapat mencapai lentera itu. Setelah lentera ada di tangan, kita pun melihat cahaya lentera lain yang kilau cahayanya lebih besar. Dengan diterangi lentera tadi, kita melanjutnya perjalanan menuju ke arahnya, begitu seterusnya sampai akhirnya menuju ke sumber dari segala sumber cahaya, mencapai pencerahan jiwa dan mengetahui hakikat hidup yang sesungguhnya untuk kemudian menggapainya.
Tanpa cahaya lentera, kita tak bisa melihat apa-apa, yang ada hanya kegelapan. Tanpa cahaya lentera, kita tak akan tahu harus melangkah ke mana. Tanpa cahaya lentera, kita akhirnya akan berjalan dalam kehampaan dan hanya menunggu waktu tubuh ini lapuk dimakan usia sebelum akhirnya mati menyatu dengan tanah.
Dalam kehidupan ini Tuhan pencipta alam adalah lentera itu, Tuhan yang menerangi jiwa setiap manusia. Tanpa tuntunan Tuhan manusia tidak bisa berbuat apa-apa, dan untuk menemukan Tuhan dalam kehidupan kita maka manusia perlu memahami arti kehidupan mereka berada di dunia ini.




BAB II
ISI

A. Pengertian Harapan


            Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
            Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

B. Sebab Manusia Mempunyai Harapan


            Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah - tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang balk fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

1.      Dorongan kodrat
            Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
            Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
            Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
            Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

2.      Dorongan kebutuhan hidup
            Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macan kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.,
            Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
            Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisilc/jasmaniah maupun kemampuan betpikimya.
            Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
·         kelangsungan hidup (survival)
·         keamanan ( safety )
·         hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
·         diakui lingkungan (status)
·         perwujudan cita-cita (self actualization)

3.      Kelangsungan Hidup (Survival)
            Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, ppangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
            Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia
            Sandang, semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
            Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena nunah itu sebagai tempat berlindung, dan panas, gelap, dan sebagainya.
            Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan, harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.

4.      Keamanan
            Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
            Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai. Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!" Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
            Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah radar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.

5.      Status
            Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu "untuk apa" ada lirik yang berbunyi "aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan". Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya.

6.      Perwujudan Cita-Cita
            Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

C. Manusia dan Tujuan Hidupnya


Manusia tidak lebih dari suatu bagian alam bendawi yang mengelilinnginya, oleh karena itu segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia pun dapat di terangkan seperti cara-cara yang terjadi pada kejadian-kejadian alamiah yaitu secara mekanis.  Manusia itu hidup selama darahnya beredar dan jantungnya bekerja yang di sebabkan pengaruh mekanis dari hawa atmosfir. Dengan demikian manusia yang hidup tiada lain adalah manusia yang anggota tubuhnya bergerak.
Setiap manusia memiliki penhetahuan karena setiap manusia pernah mengalami sesuatu, dan setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan pemikiran dan bertindak.  Dengan demikian, pada umumnya, manusia memiliki pengetahuan.  Akan tetapi, karena setiap manusia memiliki pengalaman yang berbeda-beda, tentu dalam menyelesaikan masalahnya, bersumber kepada pengalaman yang beragam, sehingga pengetahuan pun semakin banyak.
Selain itu, manusia juga mempunyai cita-cita dan tujuan hidup.  Hal itu di sebabkan, akal manusia melahirkan kebudayaan, mengubah benda –benda alam menjadi benda-benda budaya sesuai dengan kehendak dan kebutuhan hidupnya. Karena akal manusia menjadi bermoral dan menciptakan norma-norma hidup masyarakat.
Manusia merupakan mahluk yang derajatnya paling tinggi. Karena manusia memiliki potensi akal budi, manusia menjadi makhluk bijaksana yang menjadi tujuan-tujuan (homo sapiens), mahluk yang pandai bekerja menggunakan alat, dan mahluk yang menyukai proses tanpa tujuan.  Karena manusia mempunyai akal budi, maka manusia menjadi homo politikus yang akan mencari kebebasan dan cara merobos batas batasnya.  Selain itu juga manusia juga homo religius yang akan percaya kepada penentuan, percaya pada takdir, dan sebutan-sebutan lain yang diberikan kepada manusia. Dengan kata lain, melalui akal budi (aspek rohani), manusia melahirkan peradapan adat dan istiadat, sopan santun dalam pergaulan, norma sosial dan cara hidup bersama, serta dapat menghayati adanya Tuhan Yang Maha Esa.  Kesemuanya itu, selalu berhubungan dengan kehidupan dan cita-cita serta tujuan hidup manusia.
Kehidupan manusia selau berubah, sangat bergantung pada pengharapan, cita-cita hidup, dan atau pengalaman kebahagiaan atau kesengsaraannyadalam bermasyarakat. Setiap manusia merupakan pendukung pengalaman hidup dan berkalompok sosialnya. Pendidikan memberikan makna arti yang luas dalam perubahan hidup manusia secara individu dan sosial, sejak manusia prinitif sampai menjadi manusia moderen.  Awalnya, tujuan hidup manusia hanya sekedar untuk mengisi perut, melindungi diri dan keluarga dari serangan binatang buas, marabahaya dan sebagainya. Dan inilah arti pendidikan dalam linngkup sempit.
Atas dasar bentuk pengertian pendidikan inilah, makan pendidikan dimolai sejak manusia itu ada.  Maka jelas lah, bahwa perkembangan kehidupan manusia dalam masyarakat melalui 3 tahap perkembangan, yaitu:
1.  from savagery
2.  Through berbarism
3.   to civilization
Dalam tingkatan berperadapan inilah, manusia mengenal peralatan, mulai dari mengetahui manfaat api atau membakar dan seterusnya.  Artinya, kebutuhan manusia semakin meningkat, tujuan hidupnya semakin jelas, yakni untuk mencapai kepuasan, kemakmuran, dan kebahagiaan hidup, baik dari diri sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, lahiriah maupun rohaniahnya.
Kini, manusia sudah hidup di zaman cybernetica atau abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup manusia juga semakin berkembang, tidak lagi hanya urusan perut, namun pada penguasaan teknologi untuk mencaru kepuasan.

 

D. Langkah Agar Kita Mencapai Hidup Yang Maksimal


Beberapa orang selalu menginginkan agar kehidupan yang akan datang lebih baik daripada kehidupan yang dijalaninya sekarang, baik itu kesuksesan dalam bekerja, mengapai karir, hubungan rumah tangga yang harmonis, serta jalinan social terhadap masyarakat luas dan sekitarnya. Tetapi itu semua seringkali terhalang oleh berbagai macam masalah yang kita hadapi setiap harinya dan yang lebih buruk lagi masalah itu datang dari diri kita sendiri, yang tentunya membuat semua itu jadi lebih sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu hidup secara maksimal akan membuat kita lebih bisa mendapatkan apa yang kita mau di masa kedepannya. Mulai sekarang janganlah berpikir secara sempit, hindari pola pikir yang sempit serta mulai sekarang berpikirlah dengan paradigma yang tentunya tidak pernah Anda ketahui sebelumnya ataupun baru Anda terima agar membuat hidup kita lebih maksimal.

Mari kita simak 7 langkah untuk kita yang ingin mendapatkan hidup yang maksimal antara lain sebagai berikut:
1.      Memperluas Wawasan dan pengetahuan kita. Disini yang dimaksudkan adalah pandangan hidup ataupun filosofi kehidupan yang sedang kita miliki perlu sekali kita tingkatkan agar kita mempunyai banyak sekali pandangan tentang kehidupan kita ini agar membuat semuanya lebih terlihat jelas. Dengan ini Anda akan memiliki pandangan jauh kedepan tentang bagaimana Anda akan menjalani hidup dimasa yang akan datang.

2.      Mengembangkan personality. Dalam ini Anda harus mempunyai pengetahuan tentang diri sendiri yang mana bisa diwujudkan dengan mengkoreksi apa yang ada dalam diri Anda tujuannya adalah bagaimana Anda dapat menilai kemampuan serta apa yang dirasakan tentang diri Anda tersebut. Itu akan meningkatkan kepercayaan diri dalam tindakan.

3.      Carilah kekuatan didalam pikiran dan ucapan Anda. Musuh terbesar Anda adalah pikiran. Pikiran tahu apa yang Anda rasakan, maka dari itu dengan mengendalikan pikiran akan berhasil memanipulasi seluruh aktifitas serta tindakan dalam kehidupan Anda. Pikiran tersebut mempunyai peranan yang sangat vital karena dapat menentukan sikap serta perilaku kita.

4.      Buanglah jauh pikiran tentang masa lalu, lepaskan masa lalu itu didalam pikiran Anda. Banyak orang yang sulit sekali melepas pikiran tentang masa lalu, tentunya itu akan menjadi sebuah penghambat yang sangat sulit. Dan jika Anda ingin menang dalam masalah ini, Anda sebaiknya tidak selalu memakai trauma yang terjadi masa lalu untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang konyol yang bisa memperngaruhi Anda agar melakukan hal yang buruk.

5.      Berikan sentuhan positif terhadap hal terburuk yang ada dalam diri Anda. Mungkin Anda bisa biasakan untuk berkata “Saya bisa saja gagal, namun dalam kegagalan itu saya mencoba untuk bangkit dan terus memperbaikinya” Dengan begitu hal terburuk Anda ketika malas untuk bangkit setelah mengalami kegagalan akan sedikit demi sedikit hilang karena adanya sentuhan pola piker positif tersebut.
6.      Memberikan apa yang sudah kita dapatkan dengan sukacita. Mungkin banyak orang yang sukar melakukan itu namun alangkah lebih baiknya kita memberikan sesuatu dengan sukacita karena hal itu membuat hidup kita lebih optimal dan yang pasti godaan akan mementingkan diri sendiri pun bisa kita hindari dengan mudah.

7.      Jadikanlah kebahagian yang ingin Anda raih menjadi kenyataan. Jika dengan mewujudkan kenyataan tersebut membuat hidup Anda menjadi lebih optimal mengapa tidak bukan? Jadi mulailah temukan kebahagiaan tersebut.

E. Harapan dan Tujuan Hidup


            Setiap makhluk hidup pasti memiliki keinginan. Setiap keinginan tersebut berasal dari kebutuhan. Dan setiap cara makhluk hidup untuk memnuhi keinginannya adalah usaha. Makhluk hidup selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Untuk apa? Tentu saja untuk mencapai kebahagiaan.
            Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang sulit untu dicapai. Kebahagiaan bisa kita dapatkan dengan cara memenuhi keinginan atau harapan kita.
            Contohnya; seorang anak kecil berharap memiliki sebuah mainan mobil-mobilan. Memang itu bukan kebutuhan primer. Tetapi sebagai anak kecil, dia membutuhkan mainan. Ketika orang tua atau seseorang memberinya mobil-mobilan, dia akan merasa senang. Hal kecil itu juga bisa kita sebut dengan kebahagiaan.
            Banyak cara untuk mencapai kebahagiaan. Untuk mencapainya, kita perlu berusaha. Semakin besar usaha kita, semakin mudah kita mendapatkan apa yang kita harapkan.
BAB III
PENUTUP


Kesimpulan :
            Tujuan hidup setiap makhluk di bumi adalah mencapai kebahagiaan. dengan mecapai kebahagiaan, itu berarti kita sudah mendapatkan apa yang kita harapkan. Banyak cara mencapai kebahagiaan tersebut. Dan diperlukan usaha yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. semakin besar harapan kita, semakin besar pula usaha yang kita perlukan.

Saran:
Tetaplah berusaha untuk mencapai apa yang anda harapkan. Karena Tuhan melihat setiap usaha yang telah kita lakukan. Setiap hal yang kita lakukan tidak pernah sia-sia di mata-Nya.
Jangan mudah menyerah dalam meraih harapan kita.



BAB IV
SUMBER



Komentar

Postingan Populer