Gempa Bumi
Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh
dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5
magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3
magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9,
meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0
atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala
Mercalli.
Jenis – Jenis
Gempa Bumi
Ada 5 (lima)
jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
1.
Gempa Tektonik
Gempa Tektonik, bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap
lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan
kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di
dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang
paling sering terjadi selama ini.
2.
Gempa Vulkanik
Gempa
vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan
oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi
sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan
oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya
gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran
gempa vulkanik.
3.
Gempa Runtuhan
Gempa
runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan
tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi
potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat
runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga
dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak
begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan
atau tanah longsor itu sendiri.
4.
Gempa Jatuhan
Kawah meteor, Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam
tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi
orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan
kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan
getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan,
namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona,
sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan
diameter 50 m.
5.
Gempa Buatan
Seismik
eksplorasi, Suatu percobaan peledakan nuklir
bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh
seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan,
sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan
getaran namun efek getarannya sangat lokal. Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemnfaatannya dalam
eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
Klasifikasi besarnya kekuatan
gempa
Berdasarkan
kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat dibedakan atas
:
·
0.0-3.0 : gempa micro
·
3.0-3.9 : gempa minor
·
4.0-4.9 : gempa ringan
·
5.0-5.9 : gempa sedang
·
6.0-6.9 : gempa kuat
·
7.0-7.9 : gempa mayor
·
8.0 and greater : gempa kuat
Berdasarkan kedalaman
episenter
Berdasarkan
kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :
Gempa bumi
dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan gempa
bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus
earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua
gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi,
tidak hanya dalam kerakbumi saja. Ingat kerak
bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Isitilah – istilah lain dalam
gempa
·
Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa besar.
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa besar.
·
Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
·
Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
·
Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
·
Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Mengapa Gempa bumi Terjadi ? Menurut teori
lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini
bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan
lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik
yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran
tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu:
Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea
Floor Spreading).
Lapisan
paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan
bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini
terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga
dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal
sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir
padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya,
yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika
dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi,
saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat
dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun.
Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi
pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada
lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga
terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur Gempa bumi Dunia
Indonesia
merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng
tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng
Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur
pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar
dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga
Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar
dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta
benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat
pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi
dan tsunami.
Mengingat
terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada
masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning
System / Ina-TEWS).
Berdasarkan penyebabnya
gempabumi dapat terjadi akibat runtuhnya gua-gua dalam bumi, tabrakan (impack),
peledakan, gunungapi, kegiatan tektonik.
1.) Runtuhnya gua-gua dalam Bumi
Dugaan para ahli tempo
dulu, bahwa gempa bumi terjadi akibat runtuhnya gua-gua raksasa yang terdapat di dalam
bumi. Dugaan itu sama sekali tidak benar, sebab keruntuhan seperti itu tidak
pernah ada. Kalau saja terjadi keruntuhan di dalam bumi, hal itu hanya mungkin
pada daerah pertambangan bawah tanah (under ground), penggalian
batukapur dan sejenisnya.Akan tetapi keruntuhan yang terjadi hanya dapat
menimbulkan getaran bumi yang sangat kecil dan bersifat setempat (lokal)
kekuatannya berkisar anatara 2 hingga 3 pada Skala Richter.
2.) Tabrakan (Impack)
Awalnya banyak juga yang
percaya bahwa gempabumi disebabkan adanya meteor atau shooting star yang
menabrak bumi pada tahun 1908 di Rusia, suatu bintang beralih (meteor) jatuh
dan mengakibatkan terjadinya lubang yang sangat besar menyerupai sebuah kawah.
Walaupun gelombang tekanan akibat jatuhnya meteor tersebut tercatat sampai ke
kota London di Inggris, akan tetapi efeknya sama sekali tidak terekam pada alat
pencatat getaran gempabumi (seismograf). Ini berarti getaran yang ditimbulkan
akibat tabrakan meteor dengan bumi kekuatannya sangat kecil sekali.Lagi pula
tabrakan yang demikian sebenarnya sangat jarang terjadi di bumi.
3.) Peledakan Gunung Api
Aktivitas gunung api dapat
menimbulkan gempabumi yang dinamakan gempabumi vulkanik.Gempabumi ini terjadi
baik sebelum, selama, maupun setelah peledakan suatu gunungapi.Penyebabnya
adalah akibat terjadinya persentuhan antara magma dengan dinding gunungapi dan
tekanan gas pada peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma secara
tiba-tiba di dalam dapur magma.Gempabumi vulkanik sebenarnya kekuatannya sangat
lemah dan hanya terasa di wilayah sekitar gunungapi yang sedang aktif saja.Dari
seluruh gempabumi yang terjadi, hanya 7% saja yang termasuk gempabumi vulkanik.
Kendatipun demikian kerusakan atau efek yang ditimbulkannya cukup luas, sebab
gempabumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan akan meletusnya suatu
gunungapi. Berdasarkan kedudukan sumber gempanya (posisi kegiatan magma), maka
dapat dibedakan menjadi empat jenis gempabumi vulkanik :
a.
Gempa bumi vulkanik dalam
Kedalaman sumber gempanya antara 2
sampai 30 km. Gempabumi ini banyak persamaannya dengan gempabumi tektonik,
terutama mengenai gempa susulannya (after shocks).Terjadi pada saat
menjelang letusan suatu gunungapi, atau sebagai pertanda bahwa suatu gunungapi
tengah mulai aktif.Gempabumi vulkanik dangkal sumber gempanya terletak pada
kedalaman kurang dari 2 km. Jenis ini timbul pada saat mendekati terjadinya
letusan, selama berlangsungnya letusan, dan setelah letusan itu sendiri
berakhir.
b. Gempa bumi ledakan
Gempabumi ini terjadi sehubungan
dengan tengah berlangsungnya ledakan suatu gunungapi.Sumber gempanya sangat
dangkal, kurang dari 1 kilometer.
c. Getaran vulkanik atau tremor
Getaran atau tremor vulkanik
terjadi terus menerus sehingga menciptakan suasana tidak tenang.Sumber gempanya
terletak dari mulai kedalaman 30 kilometer sampai permukaan.Gempabumi dangkal
dan gempabumi ledakan bila terjadi terus menerus dengan selang waktu hanya
beberapa detik dapat menyebabkan getaran vulkanik (tremor).Pada gunungapi
berbatuan basalt, getaran vulkanik terasa lebih kuat karena sifat batuannya
sangat peka terhadap rambatan gelombang.
d. Kegiatan tektonik
Gempa bumi yang banyak terjadi
dan mempunyai efek sangat serius sebenarnya berasal dari kegiatan tektonik,
yaitu mencakup 90% dari seluruh kejadian gempabumi. Gempabumi ini berhubungan
dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus berlangsung dalam proses
pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan batuan (faults)
dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak
bumi.
Gempa
bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran
lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)
menjelaskan bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi permukaan bumi
keadaanya tidak utuh, melainkan terpecah-pecah berbentuk lempeng, yang satu
sama lain bergerak saling menjauh, bertumbukan dan ada juga yang saling
berpapasan. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Gerakan litosfer tersebut diakibatkan oleh
adanya gerakan astenosfer yang sifatnya cair kental.Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik.
Gempa bumi tektonik memang unik.
Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni
mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak
bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng
merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda
hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik.
Komentar
Posting Komentar